BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Pesona Wisata dan Kerajinan Magetan 2011


Magetan merupakan sebuah kota di Jawa Timur yang mempunyai banyak pesona wisata dan kerajinan .

pesona wisata dan kerajinan magetan ini terletak di perbatasan antara Jawa Timur dan Jawa Tengah . Magetan berbatasan dengan Ngawi di sebelah utara , Ponorogo di sebelah selatan , Karanganyar di sebelah barat , dan Madiun di sebelah timur .

Telaga sarangan , adalah pesona wisata yang menjadikan andalan utama kota Magetan . tak kalah , dalam sector kerajinan Jalan sawo adalah pusat kerajinan kulit yang selalu dikunjungi wisatawan kota Magetan .

Di tahun 2011 ini, pesona wisata dan kerajinan Magetan terbukti bahwa andalan utama pendapatan Kota Magetan berasal dari sector wisata dan kerajinan yang telah menjadikan kota ini sebagai kota kecil berpotensi besar.

Senin, 25 Juli 2011

Telaga Wahyu

Telaga Wahyu Berada sekitar 3 Kilometer dari Telaga Sarangan,tepatnya telaga yang berada di Kabupaten Magetan.Telaga Wahyu Merupakan Telaga yang termasuk Telaga Alami bukan hasil kerja manusia.Telaga Wahyu Ini mempunyai besar sekitar 1
5 hektar,telaga yang tidak berbeda jauh dengan telaga yang berada di dekat Telaga wahyu yaitu telaga sarangan.

Untuk menuju Telaga wahyu tidak terlalu sulit di karenakan akses jalan yang sudah sangat baik.wisatawan bisa menggunakan kendaraan roda empat maupun roda dua.

di telaga wahyu para wisatawan dapat bersantai sambil memancing maupun aktifitas lainnya yang berhubungan dengan wisata Danau,Telaga Wahyu sengaja ditebari berbagai macam ikan untuk disediakan bagi mereka yang gemar memancing, sehingga tempat ini merupakan tempat pemancingan dan sering pula dimanfaatkan untuk perkemahan pramuka.
di telaga wahyu para wisatawan dapat bersantai sambil memancing maupun aktifitas lainnya yang berhubungan
pada hari-hari tertentu daerah telaga wahyu ada acara hiburan seni dan pertunjukan,guna menarik wisatawan yang hadir di telaga wahyu.

Di dekat Telaga wahyu wisatawan dapat menemukan sebuah mata Air alami yang di namakan Sumber Tamtu,menurut legenda bahwa mata Air Tamtu ini memiliki kasiat untuk bisa membuat orang awet muda.
Di sekitaran Telaga, lahan pertanian penduduk terlihat menghijau, menjanjikan kesuburan. Jika anda sedang melintas kawasan ini sempatkan sejenak untuk menikamati telaga yang satu ini.
Disekitar Telaga wahyu sangat baik untuk Hiking dikarenakan pemandangan sekitar telaga yang sangat indah,serta orang-orangnya yang sangat ramah serta iklim yang sangat sejuk

Air Terjun Tirtosari


Air Terjun Tirtosari terletak + - 2,5 Km sebelah barat daya dari Telaga Sarangan, dapat ditempuh dengan naik kuda atau jalan kaki. Pada lokasi Air Terjun Tirtosari ini dapat dinikmati keindahan alam, air yang mengalir dari ketinggian kurang lebih 50 M turun ke bawah melalui celah yang diapit oleh batu-batu terjal sehingga memberikan pemandangan yang indah dan daya tarik tersendiri. Menurut kepercayaan masyarakat bila menikmati Air Terjun Tirtosari kita dapat cantik dan awet muda

Taman Ria Manunggal


Selain destinasi wisata alam, Magetan juga memiliki objek wisata artifisial, yaitu Taman Ria Manunggal. Taman Ria ini terletak di bagian timur dari kota Magetan ±1 km, terdapat fasilitas tempat bermain anak-anak, kolam renang untuk anak-anak sampai tingkat dewasa. Terdapat pula rumah makan Manungggal dengan berbagai macam masakan khas Magetan yang pas untuk disantap setelah lelah bermain/berenang :)

Kerajinan Bambu Khas Magetan , Kerajinan Anyaman Bambu Ringin Agung


Kerajinan Bambu merupakan salah satu daya tarik untuk sebagian daerah di Indonesia , karena memiliki banyak SDA nya. Seperti kerajinan bambu di Magetan merupakan salah satu andalan dari kota ini, dan menjadikan media bagi putra daerah Magetan untuk membuat sponsorship. Macam-macam produk unggulan kerajinan anyaman bambu ini berupa : caping (caping adalah topi bulat yang memiliki lingkar luar yg cukup besar, biasanya digunakan para petani untuk mengurangi efek teriknya matahari). Topi (topi ini lebih mirip dengan topi koboi ala Magetan), baki (tempat membawa minuman untuk disajikan kepada tamu), kap lampu (penutup lampu), tempat tissue, tempat buah, tempat koran serta macam-macam souvenir dari bambu lainnya.
Selain dapat menikmati semua hasil kerajinan bambu ini, kita juga bisa melihat pembuatan secara langsung, dan belajar membuat. Bambu yang menjadi bahan bakunya cukup melimpah di daerah yang punya Sarangan sebagai ikonnya tersebut. Dan kerajinan ini memeliki Sentra industri di Desa Ringinagung +- 1,5 arah barat daya kota Magetan. Kalau bicara harga, cukup ekonomis, karena tiap biji dari kerajinan ini dihargai mulai dari 10- 100 ribu rupiah. Tergantung guna, bentuk dan seberapa sulit untuk membuat kerajinan ini. Ini juga menjadikan budaya tidak luntur termakan zaman, tetapi bisa menjadi trend yang modis untuk kaum muda :)

Minggu, 24 Juli 2011

Batik Sidomukti




Magetan selain mempunyai potensi wisata yang bisa di handalkan seperti Telaga Sarangan ternyata juga mempunyai Batik Asli Khas Magetan. Orang menyebutnya Batik Sidomukti / Batik Pring , karena memang motif dari batik yang satu ini adalah bambu (pring : dalam bahasa jawa). Pengerajin Batik Sidomukti ini bertempat di Dusun Papringan, Desa Sidomukti, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan. Sebuah perkampungan di bawah lereng gunung lawu.

Untuk pergi ke perkampungan Pengrajin Batik ini dari kota magetan membutuhkan waktu kurang lebih 1 jam. Dari pertigaan Pasar Plaosan, terdapat pertigaan, kemudian masuk ke arah kiri (ada dua jalan, pilih yang paling kiri bukan yang ke atas). Kita akan melewati jalan setapak yang lumayan sudah di aspal, disepanjang jalan itu terdapat banyak peternakan ayam di sebelah kiri dan kanan jalan. Kurang lebih 2 Kilometer terdapat pertigaan kecil, dan disebelah kiri jalan nanti ada papan yang bertuliskan ” SENTRA BATIK ” kemudian belok ke kanan, kira-kira 30 meter dari situ kita akan masuk ke perkampungan sidomukti. Dipintu m
asuk perkampungan ini terdapat juga patung seorang ibu yang sedang membatik. Di perkampungan tersebut terdapat satu kelompok pengrajin batik yang bernama ” MUKTI RAHAYU “. Disamping rumah tersebut terlihat ibu-ibu yang sedang membatik. Mereka banyak mendapatkan pesanan dari sekolah, instansi ataupun dari daerah dari luar magetan. Perlu diketahui juga bahwa batik sidomukti ini juga sebagai seragam para PNS di lingkungan Kabupaten Magetan. Sebagai warga magetan sudah sepatutnya kita mencintai dan memakai produk sendiri, seperti batik sidomukti ini. Kita juga patut berbangga magetan mempunyai batik sidomukti ini. Semoga batik sidomukti ini mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah daerah


Sabtu, 23 Juli 2011

Sentra Industri dan Kerajinan Kulit



Tempat belanja ini berada di Jalan Sawo, sekitar dua kilometer arah barat Alun-alun.
Di lokasi yang berada di jalur Sarangan-Magetan itu bisa dijumpai beragam outlet / kios yang menjual hasil kerajinan kulit dan oleh-oleh khas .
Di sepanjang jalan wisatawan bisa memborong sepatu , tas , ikat pinggang dan be
ragam kerajinan kulit lain .
Jajanan khas seperti renginang , emping mlinjo, kerupuk rambak, lempeng puli, jenang, carangmas, enting-enting (gula kacang), dan kurmelo (kurma dari jeruk pamelo) juga terjual di situ .
Potensi kerajinan kulit di Magetan tersebut didukung oleh industri kecil penyamakan kulit dengan proses nabati maupun kimiawi. Lokasi yang dinamai Lingkungan Industri Kulit (LIK) ini berada di Kelurahan Ringin Agung,
Kecamatan Magetan Kota dan di Mojopurno Kecamatan Ngariboyo serta beberapa desa di sekitarnya .




Telaga Sarangan


Kota Magetan memiliki pesona wisata yang dapat dikunjungi para wisatawan untuk menghabiskan masa liburannyayaitu “Telaga Sarangan” . Telaga ini terletak di kaki Gunung Lawu yang berjarak sekitar 16 Km (arah barat) Kota Magetan. Telaga Sarangan mempunyai luas +/- 30 Ha dengan kedalaman 28m. Udara yang sejuk membuat telaga ini sangat di minati para wisatawan . Di telaga Sarangan juga disediakan beberapa fasilitas, di antaranya hotel, rumah makan, perahu dayung, perahu boat, permainan anak-anak, dan kuda yang disediakan bagi para wisatawan untuk mengelilingi Telaga Sarangan .


ini foto-foto dari telaga sarangan ::




* disediakan kapal boat , hanya Rp 40.000 udah + supir :)






* Pemandanga dari tengah telaga . indah bukan ?


Jumat, 22 Juli 2011

Sejarah Kabupaten Magetan

Kerajaan Mataram adalah kerajaan yang berjaya di masa pemerintahan Sultan Agung Hanyokrokusumo. Tindakan tegas beliau melawan VOC mengantarkan kerajaan Mataram mencapai puncak kejayaan.
Pada tahun 1645, Sultan Agung Hanyokrokusumo wafat. Beliau digantikan putranya yang bergelar “Amangkurat I” yang menjabat pada tahun 1646-1677. Pada tahun 1646 Amangkurat Imengadakan perjanjian dengan kompeni belanda yang amat merugikan Mataram. Isi perjanjian itu antara lain adalah Mataram mengakui kedudukan VOC di Batavia (Jakarta), Sedangkan Mataram bebas berdagang dimana saja kecuali di pulau Ambon, Bansa dan Ternate. Dengan diakuinya kedudukan VOC di Batavia maka Batavia bebas dari ancaman Mataram semakin berkurang. Perdagangan Mataram anjlok dan makin merosot. Pelayaran perdagangan dibatasi oleh kompeni sehingga kerajaan Mataram tidak berwibwa lagi dan kawulo Alit menjadi sengsara. Kebijaksanaan Amangkurat I tersebut menyebabkan timbulnya rasa kecewa dari banyak pihak terutama daerah-daerah mancanegara.
Pangeran Giri yang berpengaruh di daerah pesisir utara pulau Jawa berisap-siap melepaskan diri dari kekuasaan Mataram. Beliau amat kecewa atas tindakan raja Mataram ini. Demikian pula seorang pangeran dari pulau Madura yang bernama Trunojoyo yang tidak tahan lagi melihat pamannya pangeran Tjakraningrat II terlalu mengabaikan Madura dan hanya turut bersenang-senang di pusat pemerintahan Mataram, segera melancarkan pemberontakan terhadap Mataram (1674). Pemberontakan tersebut akhirnya didukung oleh orang-orang Makassar. Perang antara prajurit Mataram dan Trunojoyo pun tak dapat dihindarkan, hingga banyak memakan korban dari kedua belah pihak.
Pada saat kerajaan dalam keadaan kalut seperti ini seorang kerabat keraton Mataram bernama Basah Gondokusumo atau terkenal dengan sebutan basah bibit bersama seorang patih Mataram bernama nrang kusumo dituduh bersatu dengan kaum oposisi dan kaum pemberontak yang menentang kebijakan Amangkurat I. Atas tuduhan itu Basah Gondokusumo dijatuhi hukuman pengasingan di Semarang di tempat kediaman kakeknya yakni Basah Suryoningrat. Sedangkan Patih Nrangkusumo meletakkan jabatannya sebagai patih kemudian bertapa di gunung Lawu sebelah timur. beberapa waktu kemudian basah suryoningrat mengajak cucunya (Basah Gondokusumo) pergi menyingkir ke arah timur gunung Lawu. beliau memilih tempat tersebut karena menerima bahwa di sebelah timur gunung Lawu sedang dilaksanakan babat hutan yang dipimpin oleh sorang bernama Ki Buyut Suro yang kemudian bergelar Ki Ageng Getas. Orang-orang itu sangat patuh dan rajin melaksanakan babat hutan. Demikian juga Ki Buyut Suro dengan sabar mendampingi mereka yang bekerja penuh semangat babat hutan itu dilaksanakan atas perintah Ki Ageng Mageti yang cikal bakal daerah ini. Ki Ageng Mageti adalah seorang putra Magetan yang memiliki banyak kelebihan. Beliau adalah sosok yang arif, bijaksana, berbudi luhur, berperilaku sholeh serta memiliki kawaskithan. apa yang dipunyai itu semua semata-mata hanya untuk kepentingan kawulo, baik kawasan Magetan maupun kawulo njaban rangkah. Karena sifat yang demikian agung itulah maka Ki Ageng Mageti sangat disegani serta dapat dijadikan suri teladan bagi kawulo dan sesamanya.
Kemudian Basah Suryoningrat dan Basah Gondokusumo menjumpai Ki Buyut Suro yang sedang babat hutan. Keduanya bermaksud minta sebidang tanah untuk bermukim. Karena yang menguasai kawasan hutan ini adalah Ki Ageng Mageti, maka untuk memperoleh sebidang tanah ini Basah Suryoningrat dan Basah Gondokusumo diajak Ki Buyut Suro bertemu dengan Ki Ageng Mageti di tempat kediaman beliau di daerah Gandong Kidul (dukuh Gandong Selatan) tepatnya di sekitar alun-alun Magetan sekarang ini,
Pertemuan antara Basah Suryoningrat dengan Ki Ageng Mageti yang akrab ini dilanjutkan dengan perdebatan sengit terhadap suatu pernyataan. Sandi yang diberikan oleh Ki Ageng Mageti kepada Basah Suryoningrat. Setelah ia dapat menjawab dengan tepat dan benar pernyataan sandi keraton yang dilontarkan oleh Ki Ageng Mageti, akhirnya Ki Ageng Mageti yakin bahwa Basah Suryoningrat adalah bukan kerabat keraton tetapi merupakan sesepuh kerajaan Mataram. Akhirnya beliau diberi sebidang tanah untuk bermukim, terletak di sebelah utara sungai Gandong tepatnya di Desa Tambran sebagai tempat yang aman dan tenteram untuk pengayoman para leluhur Mataram. setelah mapan di tempat yang baru ini Basah Suryoningrat mengangkat cucunya yaitu Basah Gondokusumo menjadi penguasa di tempat baru dengan gelar "Yosonegoro" kemudian dikenal sebagai Bupati Yosonegoro, bupati Magetan yang pertama kali.
Wisuda Bupati Yosonegoro oleh Basah Suryoningrat ditandai dengan penyerahan sebuah keris pusaka. Pesta syukuran wisuda bupati tersebut berlangsung secara sederhana. Syukuran ditandai dengan pemotongan tumpeng oleh Basah Suryoningrat diberikan kepada Yosonegoro dan dihadiri oleh masyarakat setempat. wilayah pemerintah tersebut dinamakan Magetan, karena peristiwa terjadinya kabupaten Magetan ini adalah atas pemberian tanah dari Ki Ageng Mageti maka daerah baru tersebut diberi nama Kota Mageti, mengalami penambahan "an" menjadi Magetian, akhirnya berubah nama menjadi Magetan yang Pesona dan Kerajinan Magetan 2011 masih terjaga dan terus berkembang hingga kini..